Kuliah Umum Dra. Titiek Suparwati (Sekretaris Utama BIG) di Departemen Geografi FMIPA-UI
Kampus UI Depok, 16 September 2016
Dalam penyampaian kuliah umumnya Bu Titik (panggilan akrab Titiek Suparwati oleh kolega di BIG) mengatakan: Kuliah di Geografi FMIPA UI membawa beliau berkarier di Bakosurtanal setelah Lulus dan meniti jenjang karier hingga menjadi pejabat eselon I. Belajar di geografi mendapatkan pengetahuan: teknik, perundangan, human geography dan fisikal geografi sekaligus, dengan pengetahuan ini sebagai bekal berkoordinasi dan bekerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah yang ada di Indonesia.
Bu Titiek (tengah) kuliah lapang, ketiga menjadi mahasiswa FMIPA-UI.
Bakosurtanal berubah menjadi BIG, dan sekarang BIG berperan bersama BAPENAS, hal ini menunjukkan pentingnya pengetahuan dan pengelaman yang berharga untuk Geografi. Dan hal ini berarti Geografi dapat bekerja melalui lintas disiplin maupun multidisiplin, dengan wawasan logis, sistematis dan holistik disertai bekerja keras geografi dapat berperan di semua bidang pembangunan dan membantu menyelesaikan berbagai permasalahan pembangunan dengan sudut pandang keruangan.
BIG sebagai lembaga nasional sangat memerlukan dukungan aktif dari berbagai civitas geografi Perguruan Tinggi di Indonesia. Beliau sangat terbuka untuk di ajak ‘Mampir – Ngobrol’ mendiskusikan peran geografi dalam pembangunan untuk alumni dan komunitas geografi.
Pada kesempatan kuliah umum di Geografi FMIPA-UI 16 September 2016 yang sekaligus merayakan hari ulang tahunnya beliau menyampaikan bahwa dalam waktu dekat target BIG akan membuat gazetir nasional yang memerlukan banyak tenaga ahli, harapan beliau perlu ada sekolah/lembaga/PT yang mempersiapkan tenaga ahli tersebut dan sudah tentu basis ilmunya lebih baik geografi.
Perencanaan Wilayah memerlukan peta rupa bumi, sementara peta rupa bumi yang ada belum sepenuhnya detail toponiminya, jangan menunggu “Punahnya Toponimi”, pembuatan peta rupabumi dari skala kecil hingga besar selayaknya diiringi dengan toponimi yang selengkap-lengkapnya, mengingat saksi-saksi sejarah toponimi di setiap daerah di Indonesia semakin langka. Ini adalah fakta sejarah terkait dengan toponimi yang memiliki nilai sejarah strategis di peta rupabumi yang dihasilkan BIG, lanjut beliau “Dengan target tahun 2020 peta rupabumi Indonesia sudah lengkap toponiminya dari berbagai skala”. Tugas utama BIG membuat peta dasar berupa peta rupa bumi dari berbagai skala utnuk seluruh wilayah Indonesia merupakan tugas yang sangat besar dan membutuhkan banyak tenaga ahli, aik tenaga ahli survey, tenaga ahli teknis kartografi maupun tenaga ahli terkait lainnya. Indonesia yang panjang wilayahnya kurang lebih sama dengan panjang wilayah Eropa maupun Amerika serikat (Barat-Timur) dan merupakan wilayah kepulauan selama 71 tahun Indonesia merdeka belum lengkap dari berbagai skala dan masih membutuhkan waktu untuk menyelesaikan tugas besar tersebut.
Perbandingan luas wilayah Indonesia dan USA
Keberadaan peta dasar dari mulai skala 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000 dan sekala ikhtisar menjadi kebutuhan dasar seluruh sektor pembangunan. Dan jika lambat untuk melengkapi dari berbagai skala tersebut maka pembangunan yang dilaksanakan juga mengalami kendala. Dengan keberadaan peta dasar dijital oleh BIG memberikan peluang kepada sektor-sektor pembangunan untuk melakukan perencanaan dengan acuan yang sama “one map one policy” dengan memproduksi peta-peta tematik yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan sektornya, tidak seperti saat ini, kondisi peta rupa bumi dalam skala besar masih terbatas pulau Jawa yang paling lengkap, untuk luar pulau Jawa acuan pembangunan wilayah masih menggunakan peta-peta dasar skala kecil. BIG bekerja keras untuk mewujudkannya dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, khususnya tenaga survey, tenaga teknis terlatih dan bersertifikat.
Bagaimana terkait dengan menjadi tenaga ahli toponimi, persyaratan dasar memiliki wawasan geografis, pengetahuan teknis survey toponimi (wawancara nara sumber yang representatif di geomer, analisis bukti-bukti tertulis, maupun telaah tradisi Lisan), selain itu pemahaman terkait fisik geografi (baik di daratan, perairan) dan teknis kartografis untuk mendukung visualisasi pada peta rupabumi.
NKRI sangatlah luas wilayahnya, NKRI sangat bervariasi bahasa dan tradisi dan budaya, untuk mencapai target 2020 BIG sangat banyak membutuhkan tenaga ahli toponimi, untuk itu program penyiapan SDM toponimi oleh BIG melalui penguatan kelembagaan, kerjasama dengan berbagai peneyedia SDM toponimi sebagai mitra utama BIG dan dukungan regulasi pemerintah dalam menyiapkan budgetnya/anggarannya.
Segera tiap perguruan tinggi; UI, UGM dll,untuk membuat lembaga Pusat Penelitian Toponimi, yang berfungsi teknis sebagai pelaksana diklat seperti sertifikasi perencana bekerjasama dengan Bapenas khusus Toponimi dan membuka peluang unsur sdm desa, kecamatan dan kabupaten hingga nasional Indonesia untuk mendukung dan memahami toponimi.
Intisari dari kuliah umum berikut.
1. Ada kebanggaan bahwa Alumni Geografi berkontribusi dan berkarya dalam pembangunan wilayah
2. Peluang Pembuatan Peta Dasar dalam mendukung pembuatan peta Tematik sektoral dari sekala kecil hingga sekala besar dengan toponimi yang lengkap 2020.
3. Peluang Pembuatan Gazetir (toponimi)
4. Ada keinginan MoU Pembentukan lembaga Toponimi di Perguruan Tinggi atau setingkat Kementerian atau Badan
5. Kesempatan magang Mahasiswa Geografi dan Alumnus Geografi (baru) untuk bekerja di BIG untuk mendapatkan pelatihan dan sertifikasi ahli geografi, ahli toponimi, ahli survey dll yang sangat diperlukan sebelum dimulainya pasar tunggal ASEAN. Dan untuk membangun kawasan asean yang berdayasaing (link: MEA)
Bagi Geografi UI ini merupakan tantangan yang sangat strategis yang ditawarkan oleh Bu Titik (alumni geografi FMIPA-UI angkatan 1978). Departemen geografi UI melalui Kadep, Kaprodi S1 dan S2, Ventura FMIPA-UI, Ventura UI bersama civitas akdemika geografi berencana menindaklanjuti tantangan tersebut. Semoga segera terwujud.
Dokumentasi Kuliah Umum Dra. Titiek Suparwati di Geografi FMIPA-UI (16 September 2016).
gazetteer / gazetir/gasetir = a geographical index or dictionary/a book or list that is arranged in alphabetical order and gives information about places. (daftar atau list yang memuat semua nama rupabumi yang baku atau dibakukan lengkap dengan informasi penunjangnya.)