Dr. Taqyuddin, S.Si., M.Hum.
E-mail: taqygeo@gmail.com
Alamat: Ruang H204, Gedung H Lantai 1, FMIPA Universitas Indonesia, Depok, 16424, Jawa Barat, Indonesia
Telepon kantor: +622178886680
Taqyuddin adalah dosen geografi manusia di Departemen Geografi Universitas Indonesia. Beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana Geografi dari Departemen Geografi Universitas Indonesia dan meraih gelar Magister dari Universitas Indonesia dalam bidang Archeology. Ia melanjutkan studi di Universitas Indonesia dalam bidang Archeology dan telah meraih gelar Doktor. Saat ini beliau mengajar di Departemen Geografi Universitas Indonesia serta melanjutkan kegiatan penelitian di bidang geografi manusia dan geografi sejarah.
Doktorandus (Drs.) Geografi, Universitas Indonesia (1993)
Magister Humaniora (M.Hum.) Arkeologi, Universitas Indonesia (2004)
Doktor (Dr.) Arkeologi, Universitas Indonesia (2017)
Geografi Budaya, Arkeologi
- Taqyuddin (2020). Regenerasi pinang dan estetika lingkungan. Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia.
- Taqyuddin (2020). Pola Spasial Ketersediaan dan Kebutuhan Air di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta dalam Rangka Kesiapan Memasuki Era Habitat 3. Geomatika.
- Akbar, A., Taqyuddin, Cholid, S., & Hendra (2021). Rediscovering Archaeology using the Cultural Heritage of Serang City, Banten Province for Community Recovery during Covid-19 Pandemic. International Review of Humanities Studies (IRHS), 6(1), 217-232. https://doi.org/10.7454/irhs.v6i1.309
- Taqyuddin, & Masta, A. A. (2018). Inclusion Properties of Orlicz Spaces and Weak Orlicz Spaces Generated by Concave Functions. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 288(1), [012103]. https://doi.org/10.1088/1757-899X/288/1/012103
- Martini, S., Taqyuddin, & -, H. (2018). Lanskap Arkeologi Religi di DAS Lematang, Kabupaten Panunggal Abab Ilir, Sumatera Selatan. In Buku Laporan Balar Palembang Balar Palembang.
- Taqyuddin (2018). Penelitian Geoarkeologi Situs Pulau Sawah, Buktikan Masyarakat Dharmasraya Abad 8-13 M Sudah Maju dalam Penentuan Lokasi Permukiman. The Jakarta Observer.