ANUGERAH BAKSYACARAKA 20141)
(PENILAIAN, TAHAPAN, SUBSTANSI DAN TATACARA)
KEMENKO KESRA RI
Pengarahan Kemenko Bidang Kesra disampaikan oleh Bapak Drs.Sugihartatmo MPIA (Sekmenko Kesra)
Sosialisasi Tingkat Nasional, di Jakarta yang diikuti perwakilan Provinsi
PENDAHULUAN
Kegiatan pemberian Anugerah Baksyacaraka kepada Kabupaten dan Kota dalam rangka Pengembangan Budaya Kreatif dilaksanakan pertama kali atau perdana pada tahun 2012, dan telah diserahkan penghargaannya berupa Piala Presiden Republik Indonesia kepada para pemenangnya (Kabupaten Sleman dan Kota Tangerang) dalam acara Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) tahun 2012 di Jakarta. Selanjutnya, sesuai dengan dinamika yang berkembang pada pelaksanaan pemberian Anugerah Baksyacaraka Tahun 2012, maka pemberian Anugerah Baksyacaraka tahun 2014 lebih diorientasikan pada pengembangan “perilaku kreatif” (creative behaviour) masyarakat. Sebagaimana dipahami dalam wacana psikologi-sosial, bahwa dari perilaku (behavior) sehari-hari dapat mengarah pada terbentuknya suatu kebiasaan (habit), kemudian dari kebiasaan yang dilaksanakan secara rutin akan tercipta suatu kegiatan tradisi (tradition), selanjutnya dari suatu tradisi yang sudah terinternalisasi oleh masyarakat akan terwujud suatu budaya (culture), serta akhirnya bila suatu budaya sudah terlembagakan dengan baik, maka akan mengarah pada terbangunnya suatu peradaban (civilization) masyarakat.
Sehubungan dengan dinamika pemberian Anugerah Baksyacaraka tahun 2012 tersebut, maka pada tahun 2013 yang lalu telah dilakukan upaya penyempurnaan terhadap substansi penilaian pemberian Anugerah Baksyacaraka dan mekanisme koordinasi penyelenggaraannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut :
Gambar 1. Kuadran Anugerah Baksycaraka.
Dari perspektif keterpaduan pada tataran kelompok sosial/masyarakat terdapat 5 (lima) sumberdaya atau modal kreativitas (creative capital), yaitu modal sumberdaya manusia, modal teknologi, modal kelembagaan, modal sosial, dan modal keterbukaan (Philipp Kern & Jan Runge, 2009). Modal-modal ini dapat dipandang juga sebagai produk kreativitas dalam bentuk wujud-wujud budaya yang merupakan benchmark dari suatu proses evolusi maupun formasi menuju ekonomi/industri kreatif.
Modal kreativitas tersebut dalam perjalanannya memasuki proses pengembangan budaya kreatif yang dilakukan oleh empat aktor utama (quadruplehelix) melalui peran/ fungsi masing-masing aktor utama (bersinergi). Keempat aktor utama tersebut adalah komponen Pemerintah Daerah, cendekiawan, pelaku bisnis, dan Komunitas.
Proses kreativitas yang terjadi dalam suatu Komunitas atau masyarakat suatu wilayah/ teritori berdasarkan pengelolaan/manipulasi atas modal kreativitas akan menghasilkan produk-produk kreativitas baru yang akan terakumulasi menjadi wujud-wujud budaya baru yang meningkatkan harkat kemanusiaan. Wujud budaya yang bermanfaat tersebut berupa sistem gagasan/nilai, sistem sosial/kelembagaan dan sistem teknologi yang pada akhirnya akan mengkristal menjadi budaya kreatif suatu Komunitas.
Seseorang, Komunitas, organisasi atau bangsa dapat menjadi kreatif karena memiliki dan mengembangkan budaya kreatif. Kreativitas yang dibangkitkan oleh budaya kreatif akan teraktualisasikan menjadi kegiatan dan produk industri kreatif/ekonomi kreatif yang diharapkan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan rakyat sebagai output dari proses panjang dari kreativitas suatu masyarakat.
Output dari budaya kreatif seharusnya terukur sehingga dapat diikuti perkembangannya dan secara signifikan berperan menciptakan kesejahteraan rakyat. Output dinamika budaya kreatif dapat berupa : produk domestik regional bruto/PDRB (besaran dan proporsi), pendapatan, produk-impor-ekspor produk kreatif, pendapatan Asli Daerah/PAD (besaran dan proporsi), indeks pembangungan manusia/IPM, penyerapan tenaga kerja, indeks kemiskinan, indeks korupsi, indeks investasi, indeks kebahagiaan/ kesejahteraan, hak atas kekayaan intelektual/HAKI, surat ijin usaha perdagangan/SIUP, sertifikasi, promosi/ reward/ insentif, usaha mikro, kecil dan menengah/UMKM, wirausaha dan lain sebagainya.
Mengingat kondisi input dan proses dalam pengembangan budaya kreatif menunjukkan kinerja yang berbeda-beda antar daerah Kabupaten dan Kota. maka untuk mendapatkan penilaian yang lebih integratif dan komprehensif, berbagai parameter input dan parameter proses pengembangan budaya kreatif akan dipertimbangkan pula secara proporsional dalam penilaian finalnya. Dengan demikian pengembangan budaya kreatif ini tidak semata-mata dinilai hanya pada dimensi output, tetapi memperhatikan pula kondisi dimensi input dan beragam upaya yang telah dan akan dilakukan dalam dimensi prosesnya. Namun untuk dimensi Input akan dipandang sebagai modal awal yang akan menjadi “pengurang” terhadap seluruh dimensi proses, output dan progress yang dilakukan seluruh aktor utama masyarakat dari Kabupaten dan Kota. Dengan demikian, secara keseluruhan penilaian ini dapat dirumuskan dalam persamaan matematis sebagai berikut :
Skor Total = (Skor Proces + Skor Output + Skor Progress) – Skor Input. ….. (1)
Secara grafis kerangka pemikiran pengembangan masyarakat berbudaya kreatif dalam mendukung pengembangan ekonomi kreratif untuk lebih mewujudkan peningkatan kesejahteraan rakyat yang disimbolisasikan dengan pemberian anugerah puncak Baksyacaraka untuk tahun 2014, disajikan dalam Gambar 2.
Dan pada tahun 2014 ini, Kabupaten dan Kota yang mendapat anugerah Baksyacaraka yaitu Kota Makassar dan Kabupaten Pasuruhan.
Foto Makassar:
1. Taqy bersama Andi Ummu Tunru Sang Maestro Pakarena dance. 2. Penari dari penjuru dunia berlatih “pakarena” Yayasan Batara Goa” 3. Kuliner khas ikan dalam labu. 4. Komunitas seni rupa Makassar
Foto Pasuruhan:
1. Biogas 2. Hasan Sulaiman bersama Petani Apel 3.4. Ayo berkebun 5. Koperasi Petani susu perah terbesar 6. Pelatihan kerja 7. Kuliner 8. Bromo yang menawan.
Depok, 18 Maret 2024. Universitas Indonesia (UI) bersama Badan Informasi Geospasial (BIG) dan PT Luwes…
Depok, 27 Juli 2023. Prof. Dr. Muhammad Dimyati, M.Sc., ditetapkan sebagai Guru Besar Tetap di…
Tim Riset Geografi FMIPA UI yang turut serta dalam kegiatan Ekspedisi Jala Citra 3 di…
Jakarta, 14 Maret 2023Tim Riset Laut Dalam Geografi FMIPA UI, diketuai oleh Dr.Eng. Masita Dwi…
Jakarta, 14 Maret 2023. Mahasiswa Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA…
Olimpiade Nasional Geografi merupakan perlombaan yang terbuka bagi siswa-siswi jenjang SMA/ sederajat dari seluruh Indonesia.…