Mengapa Lembaga Pemerintah yang resmi dan memiliki kewenangan resmi dan dilandasi hukum yang kuat dalam implementasi Teknologi untuk pembangunan secara nasional suka mengikuti trend pasar teknologi?
alias
Lembaga Resmi Pemerintah suka ganti-ganti teknologi yang hasilnya untuk cakupan indonesia belum pernah utuh dengan format dan skala yang seragam (terintegrasi)secara nasional.
Hayo ada yang bisa jawab?
Jawabannya sederhana:
Belajar dari swasta!
Pasti anda berkomentar:
1. swasta yang mana?
2. Bentuk Teknologinya apa yang sudah dapat secara efisien dan efektif anggaran dan hasilnya menyeluruh cakupannya seluruh Indonesia mendukung pembangunan?
3. Apa benar efisien dan efektif untuk kalangan High class maupun pedagang pasar juga bisa, dari profesor hingga anak SD juga banyak yang bisa, petani juga banyak yang bisa?
Bisa ng ya….. Teknologi yang baru ditawarkan digunakan untuk mendukung pembangunan ke depan, bisa menyelesaikan secara menyeluruh mencakup wilayah Indonesia?
Kalau yang sudah-sudah (berkali-kali berbagai teknologi GIS yang pernah ditawarkan dan diproyekkan) hasilnya belum ada yg cakupannya menyeluruh, dan sekarang sudah ditawarkan yang baru lagi?
Harapanku:
1.Semoga tidak putus di tengah jalan (belum mencakup seluruh wilayah Indonesia ganti lagi teknologinya)
2.Semoga Teknologi yang baru ini masih bisa disambungkan dengan teknologi sebelumnya yang belum sempat menyelesaikan cakupannya.
3.Semoga Dukungan Anggaran bertahapnya memang direncanakan untuk menyelesaikan cakupan seluruh wilayah Indonesia.
Semoga Teknologi yang lama juga tidak sia-sia begitu saja.
Semoga Kendala-kendala yang dahulu: pelatihan ke daerah belum tuntas, anggaran baru sebagian, SDM yang dahulu dgn teknologi terdahulu harus kerja kerasa lagi mengulang dari nol.
4.Semoga Perangkat pendukung memang benar2 diadakan dan dimudahkan pemakaiannya oleh daerah (tidak pusat saja yang bisa)
5.Semoga Efektifitas untuk mengetahui asset geografis Indonesia benar2 dapat dihitung dan diketahui (bukan selalu gelap sampai saat ini)
6.Semoga Efisiensi teknologi sampai menghasilkan data spatial yang dapat digunakan analisis dengan acuan yang sama (intern dan anatar sektor dengan bahasa keruangan yang sama) untuk pembangunan Indonesia.
AMIIIIIIN
Depok, 18 Maret 2024. Universitas Indonesia (UI) bersama Badan Informasi Geospasial (BIG) dan PT Luwes…
Depok, 27 Juli 2023. Prof. Dr. Muhammad Dimyati, M.Sc., ditetapkan sebagai Guru Besar Tetap di…
Tim Riset Geografi FMIPA UI yang turut serta dalam kegiatan Ekspedisi Jala Citra 3 di…
Jakarta, 14 Maret 2023Tim Riset Laut Dalam Geografi FMIPA UI, diketuai oleh Dr.Eng. Masita Dwi…
Jakarta, 14 Maret 2023. Mahasiswa Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA…
Olimpiade Nasional Geografi merupakan perlombaan yang terbuka bagi siswa-siswi jenjang SMA/ sederajat dari seluruh Indonesia.…