Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
November 29, 2017
Selasa (28/11/2017) Departemen Geografi UI bekerja sama dengan Southeast Asian Geography Association (SEAGA) menggelar konferensi SEAGA pertama di UI di area Balairung UI Depok.
Tema tahun ini mengangkat tema “Geography for Global Understanding: Suistanable Changes in Enviroment, Society, and People”.
Hadir sebagai salah satu pembicara kunci adalah Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik, Dr. Ir. Nurwadjedi, M.Sc, yang membicarakan tentang kebijakan nasional “Satu Peta”.
“Harus disadari, bahwa salah satu permasalahan terbesar di Indonesia adalah permasalahan lahan,” ujarnya.
Salah satu penyebab munculnya konflik pemanfaatan lahan tersebut adalah belum adanya peta yang memiliki standar dan format yang sama di antara instansi yang memiliki kewenangan dalam memberikan izin pemanfaatan lahan.
“Harus diingat, bahwa data peta banyak menjadi landasan perizinan lokasi dari setiap kegiatan bagi lembaga/institusi di pusat maupun daerah,” tambahnya.
Untuk itu, diperlukan penyatuan seluruh informasi peta yang diproduksi berbagai instansi ke dalam satu peta secara integratif sehingga tidak terdapat perbedaan atau tumpang tindih informasi.
Dari sinilah muncul konsep “Satu Peta” yang berslogan “One Reference, One Standard, One Database, & One Geoportal”. Dengan kata lain, tujuan besarnya adalah data sharing dari satu sumber yang sama.
Ketika Kebijakan satu peta ini terwujud, akan sangat banyak sekali manfaatnya, diantaranya adalah penyelesaian konflik pemanfaatan lahan dan penyelesaian konflik batas daerah.
Namun, menurut Nurwadjedi, ada beberapa hambatan yang dihadapi pemerintah untuk mewujudkan konsep satu peta ini, diantaranya adalah permasalahan sumber daya manusia (SDM).
Menurutnya, saat ini Indonesia sangat kekurangan SDM yang mumpuni dan ahli dalam bidang geospasial. Disinilah menurutnya, peranan institusi pendidikan seperti UI dibutuhkan.
Ia mengharapkan perguruan-perguruan tinggi di Indonesia dapat membuat sekolah vokasi di bidang geospasial yang dapat menghasilkan tenaga-tenaga siap pakai yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.
“Produk Lokal Standar Global: Teknologi GNSS Geodetik TGS EQ1 Untuk Kebutuhan Pemetaan Presisi Tinggi” Acara ini akan dilaksanakan pada:Hari/Tgl : Rabu, 12 Maret 2025Waktu : 13.00 – 15.00 WIBTempat :
Halo, Geographers! 👋✨ Pernahkah kalian berpikir bahwa ilmu geografi bisa membuka banyak peluang di dunia wirausaha? 🤔💡 Yuk, temukan jawabannya dalam Diskusi Interaktif bersama para alumni sukses yang telah membangun
Pelatihan pemetaan secara daring kepada tenaga administrasi Puskesmas Kota Depok dan Dinas Kesehatan Kota Depok pada Kamis (06/02) Setelah sukses menyerahkan hasil pengabdian masyarakat berupa Peta Persebaran Titik Layanan Ambulans