Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) menggelar Konferensi Internasional di bidang Sains dan Geografi Terapan bertajuk International Conference of Science and Applied Geography (ICoSAG) pada hari Sabtu (24/8) bertempat di Aula Sinarmas Gedung Laboratorium Riset Multidisiplin FMIPA UI – PT. Pertamina, Kampus UI Depok.
Mengangkat tema besar “Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Lingkungan untuk Pembangunan Berkelanjutan” Konferensi itu mengakomodasi studi pada bidang geografi dan penerapan ilmu pengetahuan.
Tak hanya dihadiri oleh para peneliti dari Indonesia, kegaitan ini juga dihadiri oleh peneliti dari Jepang, Malaysia, dan Inggris.
Konferensi ini membawa empat tema utama untuk dibahas, yakni aplikasi model spasial, terapan geografi, geografi manusia dan pembangunan daerah, serta pendidikan geografi.
Aplikasi model spasial berfokus pada pemodelan pengurangan risiko bencana dan tata ruang untuk pertanian, pertanian, pesisir serta pulau terpencil.
Sedangkan terapan geografi berfokus pada hidrologi dan sumber daya air, meteorologi dan klimatologi, serta lansekap dinamis. “Perubahan iklim mempengaruhi perubahan pola sungai,” ucap Trevor Hoey dari University of Glasgow.
Gejala kekeringan dan pola curah hujan yang tidak menentu menurunkan kapasitas permukaan air di sungai, danau, dan aliran air, sehingga menyebabkan air sedikit tercemar. Temperatur yang lebih tinggi dapat mengurangi kadar oksigen sehingga dapat membunuh ikan dan merusak ekosistem secara signifikan.
Menurut Trevor, sejarah pola sungai pada masa lalu dapat membantu peneliti dalam mengobservasi perubahan bentuk sungai dari tahun ke tahun. Berkat sistem teknologi yang semakin canggih, penelitian semakin mudah untuk dilakukan demi kehidupan berkelanjutan.
Meskipun begitu, ia juga berharap ke depannya terdapat solusi bagi proses penelitian yang lebih cepat agar pengupayaan proses mitigasi dilakukan secara dini.
Sementara, geografi manusia dan pembangunan daerah memiliki fokus pada pengembangan modal sosial, pemberdayaan identitas dan masyarakat budaya, transformasi ekonomi dan sosial serta pembangunan daerah.
Kemudian, pendidikan geografi membicarakan tentang studi geografi. “Lanskap selalu menjadi permasalahan, seperti kemiskinan dan juga permasalahan lahan,” ucap Jatna Supritna, Ketua Pusat Penelitian untuk Perubahan Iklim, Universitas Indonesia.
Menurutnya, harus ada keseimbangan antara produksi dan proteksi jangka panjang demi menjaga stabilitas biodiversitas alam, sehingga terjadi kesejahteraan dalam bidang agrikultur bagi manusia dan juga makhluk hidup lainnya di hutan.
Hewan dan tumbuhan memiliki peran yang besar bagi regenerasi hutan. Jika tidak ada hewan di hutan maka akan terjadi kekurangan karbon dioksida yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam berfotosintesis, dan jika tumbuhan tidak dapat berfotosintesis maka mereka akan mati sehingga pasokan oksigen semakin berkurang.
Studi ilmiah sangat diperlukan dalam proses pengembangan penelitian yang dapat digunakan sebagai sistem perencanaan dan pemanfaatan fitur geografis bumi.
Dinamika penggunaan sumber daya alam dan sumber daya manusia cenderung tidak memperhatikan kemampuan ekosistem yang dapat berdampak pada pengurangan daya dukung, ketahanan dan keberlanjutan pembangunan.
Sumber berita : https://sci.ui.ac.id/